Thursday, February 14, 2013

Landasan Kurikulum

Landasan Kurikulum
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Kurikulum juga merupakan wahana belajar-mengajar atau yang disebut sebagai proses pembelajaran yang dinamis, sehingga perlu dinilai dan dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan zaman. Andai kata apabila sebuah bangunan rumah yang dibangun tidak menggunakan fondasi yang kokoh, maka apabila diterpa oleh angin (bencana) sedikit saja maka rumah tersebut akan mudah rusak. Sama halnya juga dengan kurikulum apabila dikembangkan pada landasan yang tidak tepat dan lemah, maka kurikulum tidak akan bertahan lama dan mudah ditinggalkan oleh para pemakainya. Oleh karena itu, dalam menyusun pengembangan kurikulum maka dibutuhkan landasan-landasan kuat yang didasarkan pada hasil pemikiran dan penelitian dan sudah dikaji secara selektif, akurat, menyeluruh dan mendalam. Sehingga pengembangan kurikulum akan berlangsung efektif, efisein dan optimal sesuai dengan yang dicita-citakan.
Pengembangan kurikulum yang didasari landasan yang tepat dan kuat tidak hanya diperlukan oleh para  penyusun di tingkat pusat (makro) tetapi juga oleh para pengembang kurikulum di tingkat operasional (satuan pendidikan), serta pihak-pihak yang terkait (stacke holder). Robert S. Zais (1976) mengemukakan empat landasan pokok pengembangan kurikulum, yaitu: Philosophy and the nature of knowledge, society and culture, the individual and learning theory. Maka perencanaan dan pengembangan kurikulum yaitu pengembangan tujuan (aims, goals, objective), pengembangan isi/materi (content), pengembangan proses pembelajaran (learning activities), dan pengembangan komponen evaluasi (evaluation), harus didasarkan pada landasan filosofis, psikologis, sosiologis-budaya-agama serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). (Drs.Dadang Sukirman, M.Pd.2007:2)

a.       Landasan Filosofis
Filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia, berusaha melihat segala yang ada sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan mencoba mengetahui kedudukan manusia di dalamnya. Oleh karena itu sering dikatakan dalam dunia keilmuan bahwa filsafat merupakan ibu dari segala ilmu. Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum maka dari itu para pengembang kurikulum haruslah mempunyai filsafat yang jelas tentang apa yang mereka junjung tinggi. Terdapat berbagai aliran filsafat yang mewarnai konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan, beberapa aliran dalam filosofis pendidikan yaitu:
1.   Perenialisme, aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu sehingga pendidikan yang menganut faham ini lebih menekankan pada  keabadian, keidealan, kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada waktu dan tempat dan keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu.
2.   Essensialisme, sama halnya dengan perenialisme faham ini pun lebih berorientasi pada masa lalu karena menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup masyarakat.
3.  Eksistensialisme, sumber pengetahuan tentang hidup dan makna adalah berasal pada individu. Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya hidup di dunia dan apa pengalaman itu?
4.  Progresivisme, berpusat pda peserta didik sehingga pentingnya melayani perbedaan individual dan variasi pengalaman dan proses pembelajaran. aliran ini merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
5.  Rekonstruktivisme, elaborasi dari aliran progresivisme yaitu menekankan pada peradaban manusia di masa depan, lebih jauh lagi menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan lain-lain. Aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses pembelajaran.
(Akhmad Sudrajat.2008 dalam www.akhmadsudrajat.wordpress.com)
Secara logis dan realistis, landasan filosofis pengembangan kurikulum dari suatu sistem atau lembaga pendidikan dengan sitem atau lembaga pendidikan lainnya memiliki perbedaan, khususnya terasa dalam masyakat yang heterogen. Untuk landasan filosofis pengembangan kurikulum yang tepat diterapkan di Indonesia yaitu Pancsila sebagai nilai dasar yang merupakan filsafah dalam pendidikan manusia seutuhnya. (Dr.Dimyati dan Drs.Mudjiono.2009:269)

b.      Landasan Psikologis
Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari psikologi manusia yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik, serta bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar itu terdapat dua cabang psikologi yang sangat penting diperhatikan dan besar kaitannya  dalam pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan yang mengkaji tentang hakikat, tahap-tahap,aspek-aspek perkembangan, tugas perkembangan individu dan lain-lain, kemudian psikologi belajar.yang mengkaji tentang hakikat belajar dan teori-teori belajar, berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar. (Faisal Husseini.2012 dalam www.catatanharianisal.blogspot.com)
Intinya adalah landasan psikologis ini sangat membantu para  pendidik dalam merancang sebuah kegiatan pembelajaran dalam rangka pengembangan kurikulum.

c.       Landasan Sosiologis-Budaya-Agama
Landasan ini penting untuk dikaji karena pendidikan selalu melibatkan masyarakat yang berasal dari lingkungan sosial, budaya dan agama yang berbeda, baik sebagai pendidik, peserta didik. Selain itu, salah satu tujuan pendidikan adalah agar peserta didik dapat berkontribusi dengan baik dalam lingkunganya. Oleh karena itu kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam melaksanakan pendidikan. Tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, dan perkembangan di lingkungan masyarakat tersebut.
Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dan dihormati oleh individu-individu dalam masyarakat adalah nilai keagaman yang beruhubungan erat dengan kepercayaan masyarakat terhadap ajaran dan nilai-nilai agama yang mereka anut serta nilai sosial-budaya yang berasal pada hasil karya akal budi manusia, nilai ini bersifat sementara karena apabila nilai sosial-budaya ini dianggap tidak sesuai dengan akal maka akan ditinggalkan, begitu juga sebaliknya.(Dr.Dimyati dan Drs.Mudjiono.2009:270)

d.      Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Seiring berjalannya dengan perkembangan pemikiran manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan IPTEK ini telah berpengaruh pada peradaban manusia saat ini, terlihat dengan adanya pergeseran tatanan sosial, ekonomi dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan lokal.
Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia. (Akhmad Sudrajat.2008 dalam www.akhmadsudrajat.wordpress.com )


DAFTAR PUSTAKA:
Akhmad Sudrajat.(2008).Landasan Pengembangan Kurikulum.(online). Tersedia dalamhttp://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum/ (13 Februari 2013)
Drs.Dadang Sukirman, M.Pd.(2008).Landasan Pengembangan Kurikulum.(online). Tersedia dalam: http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/  (13 Februari 2013)
Dr.Dimyati dan Drs.Mudjiono.(2009).Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT. Rineka Cipta
Faisal Husseini.(2012). Landasan Landasan Kurikulum.(online). Tersedia dalam http://catatanharianisal.blogspot.com/2012/04/landasan-landasan-kurikulum.html (13 Februari 2013)

Wednesday, February 6, 2013

Konsep Kurikulum



Konsep Kurikulum

Kurikulum merupakan hal yang penting karena kurikulum bagian dari program pendidikan di Indonesia. Kurikulum (etimologis) berasal dari bahasa Yunani yaitu carier yang artinya pelajari dan curare yang berarti tempat berpacu. Pada zaman Romawi Kuno di Yunani istilah kurikulum mengandung arti suatu jarak yang harus di tempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Selanjutnya pengertian kurikulum diterapkan juga dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan di Indonesia.
Saat ini, sedang hangat-hangatnya wacana tentang perubahan kurikulum yang mengedepankan pembangunan karakter bangsa. Oleh karena itu, kurikulum itu pun harus  memiliki karakter dan sekaligus dipusatkan bagi pembentukan karakter peserta didik. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai perubahan kurikulum itu, hendaknya kita perlu mengetahui terlebih dahulu tentang konsep kurikulum.
Menurut R.Ibrahim (2005) Ada tiga konsep tentang kurikulum yaitu kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. Kurikulum sebagai suatu substansi, yaitu rencana kegiatan belajar bagi peserta didik di sekolah atau perangkat tujuan yang ingin dicapai. Dari sisi lain, kurikulum dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi dari hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan dan sistem masyarakat yang mencakup struktur personal, dan prosedur kerja mengenai cara me­nyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyem­purnakannya. Hasil dari sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, sedangkan fungsinya untuk memelihara kurikulum agar tetap dinamis. Kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang studi kurikulum, dikaji oleh para ahli kurikulum, ahli pendidikan dan pengajaran dengan mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian atau percobaan. Hal-hal baru yang mereka temukan dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum, sesuai dengan tujuan kurikulum sebagai bidang studi itu sendiri adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.

Daftar Pustaka:
Tim Pengembangan MKDP.(2009).Kurikulum dan Pembelajaran.Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia (04 Februari 2013)
Sukasmo.(2012).KONSEP KURIKULUM.[online]. Tersedia: http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/konsep-kurikulum.html (04 Februari 2013)